seluk beluk kerja

Rabu, 24 Juli 2013

Pintar Dalam Finansial, Hidup pun Tentram

Konon, gaji sepuluh juta dengan satu juta tidak akan ada bedanya bila kita mampu mengatur keuangan. Perbandingan tersebut hanyalah perumpamaan. Namun manusia memang punya sifat tidak pernah puas. Apabila tak dikendalikan, bukan tidak mungkin gaji sepuluh juta akan amblas begitu saja.

Di sisi lain, banyak karyawan mengeluhkan uang yang menipis di akhir bulan. Apakah Anda termasuk di antaranya? Kalau begitu, atur keuangan Anda mulai sekarang. Berikut sejumlah kiat mengatur keuangan yang disarikan dari ghiboo.com. Simak yuk!

Biasakan Menabung
Jangan biasakan menabung setelah gaji hampir habis. Anda harus segera menyisihkan uang ketika menerima gaji. Untuk melatih kedisiplinan menabung, Anda bisa membuat rekening tanpa ATM atau membuka tabungan berencana yang biasa disediakan oleh bank. Dengan demikian, Anda tidak dapat mengutak-atik uang tabungan Anda kecuali dalam keadaan mendesak.

Buat Perencanaan
Awal segala kesuksesan adalah perencanaan, termasuk perencanaan keuangan. Tiap awal bulan, buatlah catatan anggaran sehingga pengeluaran dapat dikontrol. Pisahkan juga anggaran untuk pos-pos di luar kebutuhan pokok, seperti tabungan, investasi, hutang, dan cicilan. Setelah membuat anggaran, langkah selanjutnya adalah disiplin mematuhi anggaran tersebut.

Belanja Sesuai Kebutuhan
Belanjakanlah uang Anda sesuai kebutuhan yang telah Anda rencanakan dalam anggaran. Jangan tergoda pada keinginan sesaat. Jangan membeli barang tak penting berdasarkan keinginan dan berharap ada uang tambahan setelahnya.

Batasi Penggunaan Kartu Kredit

Bila Anda tidak dapat mengontrol penggunaan kartu kredit, sebaiknya Anda hanya memiliki  satu kartu kredit. Gunakan secara bijaksana dan segera selesaikan tagihan begitu gaji Anda terima.

Receh Juga Berguna
Jangan sepelekan uang receh yang Anda terima dari kembalian kasir. Anda bisa kumpulkan uang receh tersebut dalam kantong khusus dan menggunakannya untuk membayar parkir atau kebutuhan tak terduga lainnya.

Dana Cadangan dan Investasi
Selalu sisihkan uang untuk dana cadangan sehingga Anda tidak perlu panik ketika harus memperbaiki kendaraan atau sekadar membeli kado pernikahan teman. Tidak ada salahnya juga berinvestasi melalui reksadana atau deposito yang kurang lebih sama dengan menabung disiplin.

Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Mengatur keuangan tak sesulit yang Anda kira. Gaji pun selamat hingga akhir bulan. Semua itu tergantung dengan gaya hidup yang Anda jalani. Selamat mencoba
Sumber www.ecc.ft.ugm.ac.id

Jumat, 24 Mei 2013

Hal yang memudahkan dapat pekerjaan

2 Sifat Ini Mudahkan Dapat Kerja!
Sesi wawancara di perusahaan selalu menjadi momen yang paling mendebarkan, terlebih bagi orang yang pemalu dan tidak percaya diri. Tahukah Anda bahwa sifat seseorang memengaruhi keputusan perusahaan saat memilih calon karyawannya?

Simak ulasan tentang sifat-sifat yang disukai dan dicari perusahaan saat menjaring calon karyawan, dikutip dari www.ecc.ft.ugm.ac.id berikut.

1. Percaya Diri

Ternyata sifat yang satu ini dinilai ampuh menaklukkan pewawancara. Hal ini dikarenakan orang-orang yang percaya diri dapat menyampaikan kelebihan yang dia miliki dengan nyaman dan meyakinkan.

Penelitian di University of Nebraska-Lincoln menemukan bahwa orang dengan percaya diri memiliki skor lebih tinggi dalam simulasi wawancara kerja dibandingkan orang yang tidak percaya diri tetapi sama-sama memenuhi syarat kerja.

Orang yang percaya diri dapat dengan cepat dan panjang lebar menceritakan kelebihan-kelebihan diri sehingga dinilai jauh lebih positif dibandingkan orang yang memenuhi syarat namun malu-malu dan tidak percaya diri.

2. Ramah

Orang ramah ternyata juga menjadi incaran perusahaan. Dikutip dari wolipop.com, Lauren A. Rivera, penulis penelitian dari Northwestern University mengatakan bahwa orang ramah akhirnya membuat perusahaan mengabaikan kriteria lain saat menjaring calon karyawan.

“Sebenarnya perusahaan lebih mengutamakan orang yang ramah, mudah untuk diajak berdiskusi, dan bisa dijadikan teman,” tutur Rivera.

Berdasarkan penelitian terbaru, calon karyawan yang diinginkan perusahaan bukan hanya yang memenuhi kriteria perusahaan, tetapi juga bisa dijadikan teman untuk berdiskusi.

Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan, seperti diungkapkan Peter Harms, Asisten Profesor Manajemen University of Nebraska-Lincoln. Menurutnya, jika ada pelamar dengan kemampuan sama, mungkin pilihan yang lebih baik adalah berusaha tidak memperkerjakan orang-orang dengan percaya diri berlebih atau narsis.

Jika Anda orang yang ramah dan percaya diri, tingkatkan kemampuan Anda yang lain supaya berhasil meyakinkan pewawanara untuk menerima Anda menjadi calon karyawan di perusahaan mereka. Tetap semangat dan semoga sukses!

Rabu, 06 Februari 2013

Belajar Dari Lilin : Sebuah Kemanfaatan ataukah Penyiksaan Diri?



Khoirunnas Anfa`uhum Linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat banyak terhadap manusia lainnya. Sebuah prinsip yang sangat sosial dan sangat bagus diterapkan di kehidupan keseharian kita. Manusia yang memang dalam dirinya ada  dwi fungsi yang seraya berjalan bersama-sama, manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial.

Akan tetapi yang terjadi di masyarakat terkadang bergeser dari apa yang telah diajarkan, ada 3 klasifikasi manusia dalam pengamalan prinsip individu-sosial ini.
Golongan pertama adalah yang paling ideal, mereka bisa menyeimbangkan aspek individu mereka dengan aspek sosial mereka, prinsip khoirunnas anfa`uhum linnas ia terapkan dengan seraya tetap memperhatikan hak-hak pribadi. antara mengurus diri dan memberi kemanfaatan kepada orang lain bisa berjalan dengan harmoni seirama. Inilah prinsip yang ideal yang seharusnya diterapkan oleh manusia. Kita harus memikirkan diri kita sendiri, karena memang kitalah yang tau apa yang kita butuhkan dan hanya kitalah yang tau keadaan kita. Akan tetapi disisi lain kita tak bisa hidup tanpa bantuan dari sekeliling kita, tetangga, teman, sahabat, dan orang-orang tersayang disekitar kita. Maka itulah sebuah prinsip kehidupan ditawarkan oleh agama islam, untuk bisa hidup bermanfaat baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Semoga kita termasuk golongan ini. amien
Kemudian golongan yang kedua adalah golongan para individualis, seorang yang memang menganggap hidup itu hanyalah untuk kepentingan pribadi semata, mereka berpandangan sempit tanpa memperhatikan orang-orang disekelilingnya. hidup ya hanya mengurusi dirinya, sibuk untuk diri sendiri, sibuk untuk sebuah kehidupan yang sempit. mereka kurang menyadari bahwa setiap kehidupannya secara jelas mutlak membutuhkan bantuan orang lain. Tidak menyadari atau tidak berusaha menyadari, mereka mungkin tahu dirinya membutuhkan orang lain, tapi itu tidak mereka akui adanya. Ini jelas bertentangan dengan prinsip khoirunnas anfauhum linnas, unsur sosial dalam golongan ini tidak ada. sangat tidak cocok untuk hidup dalam masyarakat yang memang dipaksa mau atau tidak mau untuk berhubungan dengan dunia luar, saling tolong menolong dengan tetangga dan lingkungan masyarakat yang lainnya.
Untuk golongan yang terakhir inilah yang mungkin kita sebut dengan fenomena LILIN, lilin adalah sebuah alat penerangan yang berbeda dengan media penerangan yang lain. lilin memiliki prinsip kerja pembakaran diri untuk sebuah upaya penerangan terhadap lingkungannya. Sebuah pengorbanan diri dengan menghabiskan setiap tubuhnya untuk memberikan kemanfaatan terhadap lingkungan sekitarnya. Memang seakan-akan ini adalah baik, mengutamakan orang lain diatas kepentingan pribadi. Inilah prinsip yang masih kita tolelir, masih baik dan aman. Akan tetapi ada juga orang yang berlebihan mengutamakan/berkorban untuk orang lain tetapi dengan menyiksa diri. Seperti yang diilustrasikan oleh sebuah lilin. Mereka memang boleh dikatakan memberikan kemanfaatan yang luar biasa kepada sekelilingnya, tapi yang disayangkan adalah mereka melakukan aksi "kamikaze" yakni penyiksaan dari atau bisa dikatakan juga bunuh diri. Perlahan-lahan membakar dirinya hingga akhirnya tubuh lilin ini habis terbakar oleh ganasnya bara api. Memang ada orang yang totalitas seperti ini, membantu orang lain secara total dengan menginjak-injak hak pribadi.
Dari ketiga fenomena diatas, golongan pertamalah yang memang diajarkan dalam islam, islam mengajarkan harmonisasi kehidupan secara individual dan sosial. Menjadi pribadi yang utuh untuk bisa mengoptimalkan diri kita sekaligus memberikan kemanfaatan yang luar biasa kepada sesama, Sebuah idealitas yang meman pantas kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat kita. Jangan menjadi seoarang yang individualis, dan jangan pula menjadi seorang yang hiperbolis dalam ber-sosial tanpa memperhatikan kebutuhan pribadi seperti sebuah Lilin Penerang....
 
INSPIRASI

Minggu, 27 Januari 2013

wawancara Kerja


Wawancara kerja merupakan saat yang cukup menentukan seseorang untuk diterima
atau tidak di suatu perusahaan. Karena itu wajar jika anda 'nervous' dan grogi
menghadapi wawancara. Apalagi pertanyaan dalam wawancara seringkali menjebak
calon karyawan. Sadarkah anda, bahwa sebenarnya pertanyaan dalam wawancara
banyak yang mengacu pada perusahaan, tidak selalu mengacu pada diri anda?

Menurut ahli karir di Amerika Shirley Floan Fadder, pada intinya nyaris semua
pertanyaan selama wawancara bertujuan untuk mengetahui apa yang dapat anda
berikan bagi perusahaan, bukan pada apa yang perusahaan dapat berikan pada anda.
So bagi anda yang ingin menghadapi wawancara, taklukkanlah si pewawancara dengan
memberikan jawaban yang sesuai dengan keinginannya. Nah di bawah ini adalah
beberapa contoh pertanyaan 'menjebak' yang biasa diajukan oleh si pewawancara
beserta petunjuk jawaban yang salah dan jawaban yang tepat.

-Pertanyaan: "Tolong berikan gambaran tentang diri anda!"
Jawaban yang salah: "Saya anak kelima dari enam bersaudara, saya masih single
dan punya rencana untuk berkeluarga dalam waktu dekat ini...."
Jawaban yang tepat: "Saya pekerja keras yang dapat bekerja secara mandiri maupun
tim. Saya juga tidak takut terhadap kritik karena kritik merupakan masukan bagi
saya untuk menjadi lebih baik...."

- Pertanyaan: "Mengapa anda berhenti dari pekerjaan terdahulu..?"
Jawaban salah: "Karena bos saya terlalu otoriter, teman-teman saya juga egois.
Lagipula gaji saya terlalu kecil dibanding beban kerja saya..."
Jawaban tepat: "Saya ingin mencari tantangan yang lebih besar dan mengoptimalkan
kemampuan saya untuk perusahaan. Dan saya rasa perusahaan ini tepat untuk
saya.."

- Pertanyaan: "Apa saja kelemahan anda..?"
Jawaban salah: "Saya sering terlambat bangun pagi dan kalau lagi tidak 'mood'
saya tidak bisa bekerja dengan baik.."
Jawaban tepat: "Kalau bekerja kadang saya suka lupa waktu. Bahkan kalau lagi
asyik bekerja saya suka melewatkan jadwal makan siang."
(Walau jawaban ini terkesan berlebihan tetapi jika anda dapat memformulasikan
kalimat dengan tepat, si pewawancara dapat mendeteksi arah pembicaraan anda)

- Pertanyaan: "Apa kegiatan anda di waktu luang..?"
Jawaban salah: "Saya suka menghabiskan waktu untuk 'shopping', chatting ataupun
nonton film terbaru di bioskop.."
Jawaban tepat: "Saya sering memanfaatkan waktu luang untuk memuaskan hobi saya
membaca buku-buku yang berguna bagi pekerjaan saya. Di waktu libur saya juga
mengambil kursus singkat tentang manajemen dan Bahasa Inggris."

- Pertanyaan: "Apa yang anda harapkan dalam waktu lima tahun mendatang?"
Jawaban salah: "Dalam waktu lima tahun mendatang saya berharap sudah punya rumah
dan mobil mewah."
Jawaban tepat: "Saya berharap keahlian saya semakin bertambah dan akan saya
kontribusikan pada perusahaan. Karena saya berharap dalam waktu lima tahun ke
depan saya tetap bekerja di perusahaan ini dan dapat maju bersama perusahaan.."

- Pertanyaan: "Apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini?"
Jawaban salah: "Saya sebetulnya ingin mengetahui banyak tentang perusahaan ini
tapi sampai detik ini saya belum banyak mendapatkan informasi karena
keterbatasan waktu."
Jawaban tepat: "Perusahaan ini merupakan perusahaan berskala besar yang bergerak
di bidang industri otomotif (atau bidang lain). Dan saya tahu perusahaan ini
dikelola oleh orang-orang yang 'kualified' di bidangnya."

Pendek kata, setiap jawaban yang anda berikan harus memberi rasa tenang pada si
pewawancara. Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah contoh dari beberapa
pertanyaan yang sering diajukan. Selebihnya masih banyak pertanyaan yang tampil
dalam beberapa bentuk dan variasi. Tetapi apapun bentuknya, anda harus menemukan
jawaban yang benar-benar tepat. Diharapkan anda mampu memberikan jawaban positif
yang mengesankan bahwa anda bisa memberi kontribusi banyak pada perusahaan.
Jangan lupa buatlah agar si pewawancara merasa nyaman dan komunikatif dengan
anda. Ok, selamat menaklukkan pewawancara..!