Khoirunnas Anfa`uhum Linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat banyak terhadap manusia lainnya. Sebuah prinsip yang sangat sosial dan sangat bagus diterapkan di kehidupan keseharian kita. Manusia yang memang dalam dirinya ada dwi fungsi yang seraya berjalan bersama-sama, manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial.
Akan tetapi yang terjadi di masyarakat
terkadang bergeser dari apa yang telah diajarkan, ada 3 klasifikasi
manusia dalam pengamalan prinsip individu-sosial ini.
Golongan pertama adalah yang paling ideal,
mereka bisa menyeimbangkan aspek individu mereka dengan aspek sosial
mereka, prinsip khoirunnas anfa`uhum linnas ia terapkan dengan seraya
tetap memperhatikan hak-hak pribadi. antara mengurus diri dan memberi
kemanfaatan kepada orang lain bisa berjalan dengan harmoni seirama.
Inilah prinsip yang ideal yang seharusnya diterapkan oleh manusia. Kita
harus memikirkan diri kita sendiri, karena memang kitalah yang tau apa
yang kita butuhkan dan hanya kitalah yang tau keadaan kita. Akan
tetapi disisi lain kita tak bisa hidup tanpa bantuan dari sekeliling
kita, tetangga, teman, sahabat, dan orang-orang tersayang disekitar
kita. Maka itulah sebuah prinsip kehidupan ditawarkan oleh agama islam,
untuk bisa hidup bermanfaat baik kepada diri sendiri maupun orang
lain. Semoga kita termasuk golongan ini. amien
Kemudian golongan yang kedua adalah
golongan para individualis, seorang yang memang menganggap hidup itu
hanyalah untuk kepentingan pribadi semata, mereka berpandangan sempit
tanpa memperhatikan orang-orang disekelilingnya. hidup ya hanya
mengurusi dirinya, sibuk untuk diri sendiri, sibuk untuk sebuah
kehidupan yang sempit. mereka kurang menyadari bahwa setiap
kehidupannya secara jelas mutlak membutuhkan bantuan orang lain. Tidak
menyadari atau tidak berusaha menyadari, mereka mungkin tahu dirinya
membutuhkan orang lain, tapi itu tidak mereka akui adanya. Ini jelas
bertentangan dengan prinsip khoirunnas anfauhum linnas, unsur sosial
dalam golongan ini tidak ada. sangat tidak cocok untuk hidup dalam
masyarakat yang memang dipaksa mau atau tidak mau untuk berhubungan
dengan dunia luar, saling tolong menolong dengan tetangga dan
lingkungan masyarakat yang lainnya.
Untuk golongan yang terakhir inilah yang
mungkin kita sebut dengan fenomena LILIN, lilin adalah sebuah alat
penerangan yang berbeda dengan media penerangan yang lain. lilin
memiliki prinsip kerja pembakaran diri untuk sebuah upaya penerangan
terhadap lingkungannya. Sebuah pengorbanan diri dengan menghabiskan
setiap tubuhnya untuk memberikan kemanfaatan terhadap lingkungan
sekitarnya. Memang seakan-akan ini adalah baik, mengutamakan orang lain
diatas kepentingan pribadi. Inilah prinsip yang masih kita tolelir,
masih baik dan aman. Akan tetapi ada juga orang yang berlebihan
mengutamakan/berkorban untuk orang lain tetapi dengan menyiksa diri.
Seperti yang diilustrasikan oleh sebuah lilin. Mereka memang boleh
dikatakan memberikan kemanfaatan yang luar biasa kepada sekelilingnya,
tapi yang disayangkan adalah mereka melakukan aksi "kamikaze" yakni
penyiksaan dari atau bisa dikatakan juga bunuh diri. Perlahan-lahan
membakar dirinya hingga akhirnya tubuh lilin ini habis terbakar oleh
ganasnya bara api. Memang ada orang yang totalitas seperti ini,
membantu orang lain secara total dengan menginjak-injak hak pribadi.
Dari ketiga fenomena diatas, golongan
pertamalah yang memang diajarkan dalam islam, islam mengajarkan
harmonisasi kehidupan secara individual dan sosial. Menjadi pribadi
yang utuh untuk bisa mengoptimalkan diri kita sekaligus memberikan
kemanfaatan yang luar biasa kepada sesama, Sebuah idealitas yang meman
pantas kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat kita. Jangan menjadi
seoarang yang individualis, dan jangan pula menjadi seorang yang
hiperbolis dalam ber-sosial tanpa memperhatikan kebutuhan pribadi
seperti sebuah Lilin Penerang....
INSPIRASI